Cara Lain Mengatasi Kegemukan
Masalah kegemukan atau obesitas terus menjadi
bahan kajian ilmiah.
Tapi, ada makanan tradisonil yang mampu menurunkan berat
badan dengan
cepat dan tanpa efek sampingan sampingan. Yaitu, touchi.
Bermula dari temuan seorang ahli gizi yang meneliti
sejenis protein dari kacangkacangan.
Protein itu
telah berhasil diisolasi dan diberi nama phaseolamin. Protein
ini diketahui mampu mengikat dan menghambat kerja enzim
amilase sehingga
pemecahan pati (karbohidrat) menjadi komponen yang lebih
kecil dapat ditekan.
Temuan penting ini menjadi perhatian ahli gizi, terutama
dikaitkan dengan
dampaknya terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Dalam Journal of
Nutrition (2001) peneliti Jepang tertarik untuk mengamati
touchi, yaitu makanan
tradisional yang telah dikonsumsi sejak lama oleh
masyarakat China. Touchi dibuat
dari kedelai yang difermentasi dengan mikro-organisme
Aspergillus sp. Dalam
penelitian tersebut diketahui bahwa touchi mampu
menghambat kerja enzim
glukosidase. Enzim ini bertanggung jawab dalam pemecahan
glukosa pada tahap
akhir di usus halus.
Ketika
seseorang mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung,
umbiumbian, dan sagu, maka proses pencernaannya diawali
di mulut. Air liur atau
Saliva adalah enzim pertama di mulut yang memulai
kerjanya memecah
karbohidrat. Enzim berikutnya yang membantu adalah
amilase yang dikeluarkan
oleh kelenjar pankreas.
Hasil dari
kerja enzim ini terbentuklah karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu
oligosakarida dan disakarida. Maltosa dan sukrosa
(disakarida) akan memasuki
saluran cerna berikutnya dan dipecah oleh enzim
glukosidase menjadi
monosakarida (glukosa dan fruktosa) untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh.
Dengan kemampuannya menghambat aktivitas glukosidae, maka
ekstrak touchi
akan mengurangi laju pencernaan dan penyerapan maltosa
dan sukrosa di usus
halus sehingga glukosa darah dan insulin juga tak bakal
melonjak tinggi. Mekanisme
kontrol terhadap gula darah sebagaimana ditunjukkan oleh
ekstrak touchi ini telah
dibuktikan pada hewan percobaan maupun pada manusia, dan
menjadi salah
satu alternatif dari upaya terapeutik bagi orang-orang
dengan kadar gula
abnormal.
Kombinasi
ekstrak dari kidney beans dan kedelai akan menghasilkan carbohydrate
blocker yang lebih efisien karena komponen ini melakukan
penghambatan
pemecahan karbohidrat pada dua fase, yaitu fase pemecahan
polisakarida
menjadi disakarida dan fase disakarida menjadi
monosakarida. Dengan
mengurangi laju pemecahan karbohidrat, maka seseorang
akan lebih lama merasa
kenyang dan tidak tergoda untuk makan atau ngemil dalam
rentang waktu yang
pendek.
Kemampuan
carbohydrate blocker untuk mencegah naiknya kadar insulin dapat
berdampak positif bagi kesehatan. Sebagaimana diketahui
bahwa deposisi lemak
tubuh lebih mudah terjadi dengan adanya insulin. Insulin
sesungguhnya juga akan
mengurangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme lemak
sehingga lemak
menjadi kurang tercerna dengan baik.
Istilah carbohydrate blocker mungkin agak membingungkan.
Kalau benar sifatnya
memblokir (blocking), tubuh akan kekurangan karbohidrat
sebagai salah satu gizi
penting penghasil energi. Namun, bila kenyataannya hanya
menurunkan laju
pencernaan karbohidrat, hal ini yang mungkin diinginkan
bagi orang-orang tertentu
seperti penderita obesitas.
Dalam uji
coba laboratorium diketahui bahwa carbohydrate blocker ada yang
mampu mencegah pemecahan kabohidrat senilai 1.600 kalori.
Dalam tubuh
manusia yang sistem kerjanya lebih kompleks diperkirakan
karbohidrat akan
dihambat pemecahannya hanya sebesar 500 kalori.
Sistem pencernaan dalam tubuh manusia melibatkan unsur
yang beraneka ragam,
seperti enzim-enzim pemecah karbohidrat, lemak maupun
protein. Selain itu, orang
biasanya mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan dan
bukan hanya
karbohidrat. Sekali makan, seseorang memasukan
bermacam-macam gizi maupun
non gizi ke dalam tubuh termasuk serat.
Bagi
orang-orang yang sedang mengikuti pengobatan dengan insulin hendaknya
tidak mengkonsumsi carbohydrate blocker karena akan
mengurangi efektivitas
pengobatan yang sedang dijalankan. Carbohydrate blocker
bertindak seperti
senyawa antihiperglisemik. Pada orang yang sehat
pemecahan karbohidrat dapat
berjalan dengan normal dan efisien sampai diperoleh hasil
akhir, yakni
monosakarida yang kemudian diserap di usus halus.
Keseimbangan konsumsi seharihari
akan menyebabkan karbohidrat yang telah dipecah ini
dimanfaatkan secara
optimal sebagai sumber energi tubuh.
Namun,
sebagian orang terkadang mengkonsumsi karbohidrat terlalu banyak dan
ini dijadikan sebagai pola makan sehari-hari. Pada
akhirnya orang-orang yang
biasa makan banyak ini ibarat menabung kalori yang
kemudian dikonversi dalam
bentuk perlemakan tubuh dan muncullah masalah kegemukan.
Di zaman
modern ini, selera makan semakin dimanjakan. Tanpa pemahaman yang
baik tentang pola makan seimbang, maka makanan akan
menjadi pemicu
kegemukan dan mendorong munculnya berbagai penyakit.
Di negara-negara yang sudah makmur, pola makan tak
seimbang dicirikan
terutama oleh kontribusi lemak dan gula yang tinggi.
Lemak umumnya diperoleh
dari pangan hewani dan produk turunannya yang secara
relatif dianggap murah
bagi mereka yang hidup berkecukupan. Pangan tinggi gula
(yang sekaligus tinggi
kalori) diperoleh dan dikonsumsi dalam bentuk biskuit,
cokelat, es krim, dan produk
snack lainnya.
Amerika
adalah negara dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sangat
baik. Konsumsi makanan mereka umumnya telah memenuhi
bahkan melebihi
standar gizi. Itu sebabnya populasi orang gemuk kini
merebak di Amerika.
Orang Amerika mengkonsumsi produk pangan hewani dalam
jumlah besar. Mereka
bisa minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap
tahun (catatan: orang
Indonesia hanya makan telur 50 butir setahun), dan banyak
makan daging. Kita
dengan mudah menjumpai restoran steak di setiap kota di
Amerika. Porsi steak di
setiap kota di Amerika. Porsi steak umumnya jauh lebih
besar dibandingkan dengan
kebutuhan akan protein hewani menurut kaidah gizi.
Bagi orang
Amerika, kegemukan saat ini sudah menjadi masalah serius. Banyak
kematian yang menimpa orang Amerika terkait dengan
masalah berat badan.
Saat ini 50 persen orang dewasa di Amerika tergolong
dalam kategori
overweight/obes.
Kalau dicermati secara lebih teliti, masyarakat Amerika
yang mengalami
kegemukan saat ini berjumlah dua kali lipat dibandingkan
pada tahun 1960-an.
Bahkan, di salah satu negara bagian sudah ada upaya untuk
menambah ukuran
peti mati karena peti mati normal sudah tidak lagi mampu
memuat jenazah orang
Amerika yang semakin gemuk.
Kita yang
hidup di negara sedang berkembang dan sedang dalam perjalanan
untuk menjadi negara yang semakin makmur hendaknya
bercermin dari kesalahan
yang dibuat oleh masyarakat di negara maju dalam hal pola
makan. Pemahaman
tentang gizi seimbang disertai dengan aktivitas fisik
yang memadai akan menjadi
kunci untuk menjadi bangsa yang sehat. Kegemukan bukan
hanya masalah
estetika, tetapi telah menjelma menjadi masalah kesehatan
yang serius dan
berakibat fatal
apabila tidak dihindari. { terima kasih semoga bermanfaat }.